Sane, Sterling, Jesus masa depan Manchester City

Kemenangan 4-0 Manchester City di kandang West Ham di London Stadium menampilkan performa fantastis dari tiga striker muda. City dengan tampilan baru kini perlahan-lahan mulai terbentuk, tulis Adam Bate…

Di awal minggu ini, Manchester City menerima fakta bahwa mereka lima poin terpaut dari zona Liga Champions sebelum bertandang ke West Ham. Satu jam sebelum kick off fokus berubah dengan berita didepaknya striker utama mereka Sergio Aguero dan juga penjaga gawang 17 juta pounds Pep Guardiola yaitu Claudio Bravo.

Tetapi setidaknya untuk satu malam, kekhawatiran itu langsung disapu bersih berkat performa lini depan yang justru jauh lebih bagus sehingga tak bisa dibendung West Ham. Identitas dari pemain-pemain penting dalam kemenangan 4-0 di London Stadium tersebut memberikan harapan bahwa masa depan cerah ada di hadapan mereka.

Gabriel Jesus mencetak gol pertamanya dan terlihat jadi pemain yang berpengalaman, memperlihatkan pergerakan pintarnya untuk mempersiapkan gol pembuka Kevin De Bruyne sebelum mencetak golnya sendiri. Pemain remaja Brasil ini, mencatatkan start pertama Liga Primer, terlihat penuh energi di atas lapangan.

Jesus nyaris menaklukan Darren Randolph dalam beberapa detik dan kemudian merebut bola dari Winston Reid. Penampilannya memperlihatkan bahwa dia tidak perlu banyak periode adaptasi.

Guardiola sedikit tertawa di ruang pers dengan membandingkannya dengan sebuah semangka – “anda harus membuka dan melihatnya apakah baik atau tidak” – tetapi dia sangat terkesan dengan kinerja Jesus. “Dia banyak membantu kami dengan tekanan pertamanya karena dia menekan dengan sangat intens,” ungkap bos City tersebut.

Cedera membuat Leroy Sane gagal memberikan dampak instan tetapi dia kini semakin kuat, dan bisa dibilang lebih mengesankan dibandingkan Jesus. Setelah mencetak gol dalam tiga penampilan sebelumnya, dia memberikan yang terbaik kecuali mencetak satu gol di hari Rabu malam tersebut.

Ada tusukan tajam di babak kedua yang membuat full back terlihat bodoh sebelum dia menampilkan kesigapan bereaksi paling cepat dalam memotong umpan lemah dalam persiapan gol ketiga. Kecepatan dan visinya membuatnya jadi pemain yang berkualitas luar biasa.

Memang, Sane tercatat jadi pemain tercepat di atas lapangan – diikuti oleh Jesus dan Raheem Sterling. Dia dan Jesus masing-masing mencatat 73 sprint dan tidak ada pemain City lainnya mencatatkan tackle dan intersepsi lebih banyak dibanding pemain Jerman ini. Pelatihnya sangat senang dengannya.

“Setiap kali kami meraih bola kami memiliki tiga striker yang sangat cepat,” ungkap Guardiola. “Mereka berlari di belakang yang membuat sangat, sangat berbahaya. Dengan pressing mereka bisa menghapus langkah pertama dan kami menciptakan peluang.”

Tentang pertahanan, dia menambahkan: “Anda tahu jika pemain bertahan mereka memiliki tiga atau empat detik untuk menemukan Carroll dan Antonio maka bolanya akan bagus. Ketika striker jadi pemain bertahan terbaik dan pemain bertahan adalah pemain terbaik dalam persiapan maka anda tim yang kuat.”

Mungkin kerja sama apik pemain muda City itu diperlihatkan dengan cara Sterling mengirimkan umpan kepada Jesus untuk golnya.

Sterling baru berusia 22 tahun di bulan Desember tetapi, luar biasanya, membuat dia jadi pemain tertua di tiga pemain depan Guardiola. Tidak ada rival City lainnya di puncak klasemen yang bisa menurunkan lini serang termuda ini, bahkan Tottenham tidak mampu. Bahkan Harry Kane saja berusia 23 tahun.

“Pemain muda ini sungguh masa depan bagi klub,” jelas Guardiola. “Mereka rata-rata berusia 20 tahun. Anda tidak bisa melihatnya di Eropa, di klub besar, striker yang lebih muda dari yang dimiliki Manchester City. Itu bagus untuk masa depan klub ini.”

Jadi di tengah fokus penuaan full back dan penjaga gawang, juga warna-warni yang mengitari kembalinya Yaya Toure – dan dia tampil luar biasa menghadapi West Ham – Guardiola merombak hampir semua skuad City ini. Kecepatan umpan yang penting dalam timnya juga telah kembali.

Ada John Stones, yang melengkapi clean sheet 90 menit keduanya saat berseragam City, dan Kevin De Bruyne yang berusia 25 tahun, dan ada tenaga tim baru di dalamnya. Hal itu tidak selalu terlihat jelas di musim pertamanya tetapi sebanyak 56.980 penonton bisa melihatnya.

“Kami terus membuat Guardiola” jadi nyanyian dari pendukung City bahkan ketika pertandingan berakhir tanpa gol. Untuk sementara, City tetap berada di urutan lima Liga Primer, mereka kini hanya terpaut satu poin di belakang Spurs di tempat kedua.

Malahan, mereka justru dua poin lebih baik dibandingkan musim lalu di tahap yang sama. Ada progres, tetapi bukan hanya dalam angka. Dengan kedatangan Jesus dan kembali fitnya Sane, Manchester City dengan wajah baru ini kini mulai terbentuk.

Copyrights © 2019. All rights reserved.