Poin penting MU vs Liverpool

Manchester United berjuang bangkit untuk meraih hasil imbang 1-1 dengan tamunya Liverpool di Old Trafford hari Minggu lalu.

Zlatan Ibrahimovic berhasil mencetak gol penyeimbang bagi tuan rumah enam menit sisa pertandingan, setelah James Milnder menceploskan satu gol dari titik putih di babak pertama.
Berikut ini kita akan melihat poin penting dari kontes yang mendebarkan ini dan menilai arti dari hasil bagi masing-masing ambisi tim ini.

Zlatan penyelamat – tetapi haruskah gol itu dihitung?

Zlatan Ibrahimovic berhasil menyelamatkan Manchester United dengan gol penyeimbang di menit 84 saat berhadapan dengan Liverpool. Berhasil menyambut umpan pendek Antonio Valencia, pemain Swedia ini berhasil menyundul ke arah atas gawang yang tak bisa dihentikan Simon Mignolet untuk mencuri satu angka bagi tuan rumah.

Inilah gol ke-14 Ibrahimovic di Liga Primer sejak bergabung dari PSG musim panas lalu, menjadikannya pencetak gol terbanyak di Liga Primer bersama Diego Costa. Tanpa golnya, United akan kehilangan 13 poin.

Tetapi apakah gol tersebut sah? Liverpool akan marah dengan keputusan buruk dari hakim garis dalam persiapan gol tersebut, ketika Valencia sedikit berada dalam posisi offside ketika dia menerima umpan dari Juan Mata di sisi kanan.

“Ini offside,” ungkap Graeme Souness. “Hakim garis ada di posisi yang salah, tidak melihatnya dan itulah yang membuat mereka mendapat gol tersebut. Tetapi, sulit sekali untuk membatalkan satu poin bagi United karena mereka terus menekan.” Akan tetapi, rekan pengamat lainnya Thierry Henry, “mereka bermain lebih menarik setelah keputusan itu.”

United bermain bola lambung dan langsung dengan Fellaini dan Ibrahimovic

Umpan silang dari sisi kiri dari Wayne Rooney ke arah Marouane Fellaini berujung pada gol penyeimbang United, dengan pemain Belgia jangkung ini melepaskan sundulan yang membentur tiang gawang sebelum Valencia menyambut bola muntahan itu dan mengirimkannya ke Ibrahimovic – dan permainan langsung inilah yang memberikan banyak masalah bagi Liverpool di babak kedua.

Secara total, Manchester United mengirimkan 99 umpan panjang dibandingkan 75 umpan yang dikirim Liverpool, dengan kebanyakan umpan itu terjadi setelah turun minum. Memang, United baru membuat lima umpan silang di 45 menit pertama tetapi, dengan Fellaini bergabung dengan Ibrahimovic di kotak penalti, mereka berhasil menguji bek tengah tim tamu dengan 14 umpan silang di babak kedua.

Dengan timnya tertinggal saat turun minum, Jose Mourinho berusaha mencari jalan lain untuk menemukan hasil dan dia mendapatkannya. “Mereka berhenti menguji Liverpool dengan umpan pendek dan pergerakan dan apa yang mereak lakukan setelahnya adalah mereka bermain bola panjang,” jelas Souness. “Tepat di awal babak kedua mereka tidak bermain di lini tengah.

“Liverpool mendapatkan tekanan yang berbeda. Manchester United melancarkan serangannya, mereka bermain bola panjang. Ibrahimovic sangat besar, mereka kemudian memasukkan Fellaini tetapi bermain lebih langsung. Tetapi ada banyak sekali cara untuk memenangkan pertandingan bola.

“Memang tidak disukai banyak orang tetapi cara ini efektif. Ketika anda memiliki pemain setinggi Zlatan dan Fellaini, perlu pertahanan yang kuat.”

Dengan Joel Matip tidak bisa diturunkan karena alasan administratif, Jurgen Klopp gagal mempertebal lini belakangnya dan, meski Dejan Lovren dan Ragnar Klavan berhasil bertahan dalam jangka waktu yang lama, kegigihan United akhirnya terbayarkan.

Penalti Liverpool – keputusan tepat?

Ada perdebatan dari Manchester United terkait penalti yang diberikan di babak pertama kepada Liverpool. Paul Pogba, yang kesulitan mengawal Lovren dalam sejumlah situasi sepak pojok yang berujung pada gol itu, mendapati dirinya terhadang oleh Lovren, dan ketika dia berhasil meloloskan diri, justru malah menerima bola dengan tangannya.

Jamie Redknapp mengkritik posisi Pogba dan pererakan tubuhnya dalam persiapan sepak pojok itu. “Dia tidak melihat arah bola,” jelasnya. “Semua orang ada di posisi yang bagus. Kemudian, ketika bola masuk, kemungkinan Pogba hilang kendali, dan dia malah memutar, dia tidak tahu di mana posisinya, tangannya terangkat dan itu masalah besar.”

James Milner – seperti yang sudah dilakukan dalam 10 tendangan penalti di Liga Primer sebelumnya – mengambil ancang-ancang dan membawa Liverpool unggul, sedangkan United langsung mengubah sistem pengawalan di situasi sepak pojok berikutnya.

“Ada tim di mana anda bisa menemukan enam pemain yang kuat dalam situasi bola mati tetapi dalam tim kami tidak memiliki banyak,” ungkap Jose Mourinho setelah pertandingan. “Lovren hebat di udara, Paul kesulitan menghadapinya, itu bagian dari pertandingan.”

Makna hasil imbang bagi kedua tim

“Liverpool lebih dekat meraih gelar dibanding Manchester United saat ini dan mereka harusnya senang dengan satu poin hari ini, di kandang lawan,” ungkap pengamat sepak bol Gary Neville saat full time.

Akan tetapi, tim asuhan Klopp terpaut dua poin saja di belakang Chelsea sebelum akhir pekan ini sebelum kemenangan the Blues di Leicester hari Sabtu lalu. Mereka juga akan menghadapi masa-masa sibuk di beberapa minggu ke depan, dengan pertandingan EFL menghadapi Plymouth dan FA Cup dengan Southampton selain pertandingan Liga Primer menghadapi Swansea dan Chelsea.

“Tantangan bagi Liverpool adalah di laga-laga seperti ini,” ungkap Neville. “Mereka punya laga besar di depan. Mereka berusaha sangat keras dalam pertandingan hari ini dan menarik melihat apakah mereka dapat mengulangi hal itu dengan jadwal yang sibuk dalam beberapa minggu ke depan.”

Sementara bagi Manchester United, Neville yakin mereka ada di jalur yang tepat – tetapi pembicaraan tentang gelar masih terlalu dini bagi tim Mourinho ini.

“United, saat ini sedikit terpaut jauh dari atas,” ungkapnya. “Mereka harus mengambil langkah besar untuk masuk ke empat besar dan ke posisi pertama, sebelum mereka mulai memikirkan tentang gelar.

“Tetapi mereka ada di trek yang baik. Lebih mirip tim Manchester United, meski mereka tidak bermain baik hari ini. Awal musim ini buruk tetapi sekarang mereka bangkit, sulit dikalahkan dan mereka tidak tertinggal jauh.”

Copyrights © 2019. All rights reserved.