Hari Sabtu menghadapi Reading, Wayne Rooney menciptakan gol ke 249 untuk Manchester United. Dia meneruskan umpan silang Juan Mata ke dalam gawang, di mana kamera TV langsung fokus menyoroti Sir Bobby Charlton, yang rekor klubnya kini disamai oleh kapten Setan Merah ini. (Jumlah ini jelas tidak menghitung dua gol yang dicetak Charlton saat berhadapan dengan Verona di Piala Anglo-Italia).
Namun demikian, banyak reaksi bercampur terkait gol Rooney tersebut. Ada banyak fans United, yang yakin bahwa rekor itu akan dipatahkan, bahwa pemain 31 tahun ini telah menghabiskan masa karir terbaiknya di klub dan telah jadi aspek penting dalam sukses yang ada selama dia di sini. Karena itu, dia pantas mendapatkan penghargaan pribadi.
Sejak bergabung dengan United di tahun 2004, Rooney telah memenangkan lima gelar Liga Primer, satu Liga Champions, satu FA Cup, dua Piala Liga dan Piala Dunia Antar Klub FIFA. Ketika performanya menurun selama tiga tahun ke belakang, tidak ada keraguan bahwa, ketika dia berada di level terbaiknya, adalah salah satu pemain paling penting bagi klub, bahkan paling penting.
Misalnya, musim 2009/10, harapan sukses United bergantung pada pundak Rooney. Dia mencetak 34 gol dalam 44 pertandingan, termasuk gol penentu kemenangan dalam final Piala Liga, tetapi cedera engkel yang diderita saat berhadapan dengan Bayern Munich hingga akhir musim mengakhiri musim United. Rooney absen dalam pertandingan yang menentukan gelar saat berhadapan dengan Chelsea; United kalah dan akhirnya finis kedua di belakang klub asal Stamford Bridge ini.
Sungguh disayangkan bagi Rooney bahwa, di musim di mana dia jadi bintang, dia tidak mendapatkan gelar utama yang pantas didapatkannya, meski dia juga akhirnya terpilih sebagai pemain terbaik tahun itu. Dia telah menghabiskan karirnya di United mengorbankan dirinya demi tim, bermain di posisi yang tidak biasa untuk memungkinkan pemain seperti Ruud van Nistelrooy atau Cristiano Ronaldo untuk jadi pusat perhatian.
Di tahun-tahun awalnya, Rooney dipuja oleh para pendukung United. Dia memberi segalanya, bekerja tanpa lelah bagi tim dan menyamainya dengan kemampuan terbaik. Dia mencetak gol-gol penting. Dia berbicara bagaimana dia ingin menghabiskan seluruh karirnya di klub dan menjadi legenda di Old Trafford.
Akan tetapi, di akhir 2010, situasi berubah. Apakah karena dia mendapat saran yang buruk atau tergoda menghasilkan lebih banyak uang di tempat lain, permintaan Rooney untuk dijual menyebabkan perpecahan di kalangan fans yang masih bertahan hingga sekarang. Apalagi karena, ketika pemain ini selalu menolaknya – tidak heran karena dia masih bermain bagi United – Manchester City dilaporkan jadi destinasi pilihan Rooney.
Fans lega bisa melihat Sir Alex Ferguson membelanya di konferensi pers. Di hadapan dunia media, manajer ini terlihat bingung ketika dia membicarakan tentang kebingungannya terkait keputusan Rooney untuk meninggalkan klub yang telah melakukan segalanya untuknya.
Setelahnya, Rooney menganggap dengan klaimnya bahwa United tidak lagi menyamai ambisinya kemudian menandatangani kontrak dengan City, yang baru saja finis kelima. Dia bersikeras bahwa dia membuat kesalahan terbesar dalam karirnya dan diberikan kontrak baru besar. United kembali mengakhiri musim sebagai juara dan Rooney mencetak gol di final Liga Champions.
Dua tahun kemudian, Rooney kembali meminta hengkang dari klub, tetapi kali ini Ferguson yang mengkonfirmasinya. Rooney dikaitkan dengan kepindahan ke Chelsea sepanjang musim panas 2013 dan, satu-satunya pernyataan yang dibuatnya saat itu adalah menyangkal laporan yang mengklaim bahwa dia telah mengubah biografi Twitter nya untuk menghapus “pemain Man United.”
United lagi-lagi enggan menjualnya dan Rooney kembali menandatangani kontrak baru yang menguntungkan. Akan tetapi, tidak seperti 2010, performanya tidak menjaminnya menjadi pemain termahal klub, tetapi United sangat putus asa. Setelah pensiunnya Ferguson, mereka tidak lagi memiliki kekuatan dan karena itu tunduk pada permintaan Rooney.
Ketika fans yang memaafkan Rooney di tahun 2010 cepat bereaksi pada insiden kedua ini, pemain itu sendiri mengungkapkan di tahun 2015 bahwa dia telah memberi tahu manajer bahwa inilah saat untuk pergi, meski dia berhenti mengatakan bahwa dia membuat permintaan transfer resmi: “Saya pergi menemui Ferguson dan mengatakan ‘jika anda tidak akan memainkan saya maka lebih baik buat saya untuk pergi,” ungkap Rooney dalam dokumenter BBC.
Akibatnya, ada banyak fans yang lebih suka menganggap Charlton sebagai seseorang yang mendedikasikan karirnya pada klub. Ketika membicarakan legenda sepak bola, sulit memikirkan seseorang lebih baik dari Charlton, jadi melihat namanya digantikan oleh seorang pemain seperti Rooney tentu sangat sulit bagi sejumlah orang. Bagaimana pun, satu-satunya alasan dia masih berada di klub cukup lama untuk mencetak banyak gol adalah karena United enggan menjualnya pada dua kali kesempatan dia meminta pergi.
Itu artinya, bagaimana anda membatalkan status legendaris kepada seseorang yang mencetak 249 gol bagi klubnya? Yang lebih lagi, bisa melakukannya di usia baru 31 tahun – Charlton empat tahun lebih tua ketika dia mencetak gol terakhirnya bagi United.
Debat akan tetap ada dan fans di sisi seberang tentu tidak akan setuju. Itu artinya, mereka bisa saja setuju bahwa Marcus Rashford akan bisa menggantikan Rooney sebagai top skorer dalam 15 tahun dari sekarang dan tentu hal itu akan diterima oleh semua orang!