Tak terhentikan? Jamie Carragher bahas area mana saja yang bisa dimanfaatkan di kubu Chelsea.
Chelsea kini memimpin dengan selisih tujuh poin di puncak klasemen Liga Primer setelah menang 3-0 di kandang Leicester hari Sabtu lalu. Mencari tahu sisi lemah dari formasi 3-4-3 mereka adalah sebuah tantangan tersendiri.
Leicester adalah tim terakhir yang juga ikut-ikutan menurunkan tiga pemain belakang dalam usaha untuk mengatasi serangan tim asuhan Antonio Conte, tetapi mereka gagal.
Tottenham bermain sedikit lebih baik dengan tiga pemain bertahan di awal bulan ini, mengalahkan Chelsea 2-0 di White Hart Lane. Itulah satu-satunya laga yang gagal mereka menangkan sejak bulan September.
Jadi, apa saja kunci untuk memberi masalah kepada tim Chelsea ini? Jamie Carragher merasa bahwa apa pun formasi yang dipakai, sangat penting untuk memanfaatkan setiap ruang yang ada.
“Orang-orang terus berubah demi mengalahkan Chlesea,” ungkap Carragher. “Everton mengubah formasi dan dibantai. Leicester juga dibantai.
“Satu tim terbaru yang mengalahkan mereka, Tottenham, juga mengubah formasi jadi tiga pemain belakang tetapi jelas saja karena mereka punya pemain yang lebih baik dibandingkan Everton dan Leicester.
“Memikirkan alasan mengapa Spurs bisa mengalahkan mereka, setiap manajer perlu berpikir, ‘Di mana kami bisa melukai mereka? Di mana ruangnya?’
“Sekarang menghadapi sistem Chelsea ini, ruang selalu ada di posisi bek sayap. Entah di depan atau di belakang mereka.
“Ketika bek sayap mereak maju ada ruang besar di bagian full back dan tim bisa berusaha untuk memanfaatkan area tersebut dengan memainkan bola panjang ke lini belakang Chelsea dan menerima bola kedua.
“Ketika Chelse akembali ke lima pemain belakang, masalahnya adalah jarak yang harus dicakup oleh dua pemain gelandang mereka. Ini masalah besar bagi Chelsea.
“Itulah di mana ada ruang, di dua posisi pemain tengah tersebut, dan itulah di mana anda bisa mengeksploitasi Chelsea.”
Tottenham berhasil melakukannya berkat dua umpan silang dari kaki kanan Christian Eriksen yang diarahkan kepada Dele Alli.
Dua gol itu terjadi akibat dari Eriksen yang berhasil megnisi ruang dalam formasi yang berubah jadi 5-2-3 bagi Chelsea ketika mereka berusaha untuk bertahan.
Tantangan bagi tim lain adalah untuk menyamai kualitas pemain Denmark ini. “Untuk bisa ada di posisi itu perlu sesuatu tetapi anda juga harus memiliki kualitas umpan yang baik,” ungkap Carragher.
“Di situlah area di mana anda bisa menyerang tim Chelsea. Tidak mudah, tetapi itu sesuatu yang bisa dilakukan semua orang.”